Malam 26 Desember 1860, Mayor Robert Anderson, komandan pelabuhan pasukan
Charleston memerintahkan evakuasi dari Benteng Moultrie di Pulau Sullivan ke
Benteng Sumter yang terletak tepat ditengah pintu masuk Pelabuhan Charleston,
Carolina Selatan. Evakuasi ini menimbulkan aksi dari massa dikota Charleston
yang mengecam tindakan Mayor Anderson. Pada saat itu, Negara Bagian Carolina
Selatan telah memutuskan untuk memisahkan diri dari Union. Ini adalah pemisahan
pertama negara-negara bagian yang tergabung dalam konfederasi negara-negara di Selatan.
27 Desember 1860, Gubernur Carolina Selatan, Pickens, memerintahkan Kolonel Johnston Pettigrew, perwira ajudannya
yang memimpin Resimen Senapan Carolina Selatan Pertama , berunding dengan Mayor
Anderson. Bersama dengan Mayor Ellison Capers, Kolonel Pettigrew bertemu dengan
Mayor Anderson di Benteng Sumter. Secara formal Kolonel Pettigrew menyampaikan
misinya. Gubernur terkejut akibat tindakan mayor Anderson dan pasukan yang
telah pindah dari Benteng Moultrie ke Benteng Sumter. Mayor Anderson menjawab
bahwa itu adalah wewenangnya untuk memindahkan pasukan karena dia adalah
komandan dari semua benteng dipelabuhan.
Pettigrew kemudian menyatakan bahwa sebelum Gubernur Pickens memimpin South
Carolina, Gubernur terdahulu, Gist, dan Presiden Amerika Serikat bersepakat
bahwa semua properti di Carolina Selatan tetap tinggal seperti apa adanya,
tidak ada penguatan dan status pelabuhan tidak boleh berubah. Secara khusus
Kolenel Pettigrew menyatakan pesan gubernur
bahwa solusi perdamaian bagi Amerika Serikat bisa dicapai dan
pertumpahan darah bisa dihindari, tapi akibat tindakan Mayor Anderson telah
membawa komplikasi serius. Ketidakpastian ini menyebabkan perdamaian tidak mungkin
terjadi.
Mayor Anderson berkata pada Pettigrew bahwa sejauh ini, kesepakatan antara
presiden dan gubernur tidak diinformasikan. Dia tidak tahu kesepakatan itu dan
saat ini posisinya terancam oleh Pasukan Carolina Selatan. Mayor Ellison Capers
bertanya: “Bagaimana bisa?” Anderson menjawab: “Ada kapal uap bersenjata dan
pasukan yang melewati Utara Benteng.” Bila pasukan itu menduduki bukit pasir di
Utara Benteng, cukup 100 pasukan senapan saja, maka pasukan Anderson tidak bisa
menggunakan meriam mereka. Seorang yang mengerti militer tentu memahami keadaan
ini. “Untuk melindungi ini saya bertanggung jawab dan berusaha mencegah
pertumpahan darah”, lanjut Anderson.
Mayor Capres menjelaskan bahwa kapal uap tersebut dikirim untuk tujuan
patroli dan menjaga situasi tetap tidak berubah seperti mencegah penguatan
benteng. Tidak ada gagasan untuk menyerang dengan pasukan peronda yang kecil.
Mayor Anderson menegaskan kembali bahwa ada alasan untuk percaya bahwa
Pasukan Carolina Selatan akan mendarat dan menyerang dari Utara benteng.
Keinginan gubernur untuk menjaga perdamaian dan menghindari pertumpahan darah
adalah searah dengan keinginannya. Justru dengan memindahkan pasukan, dia
menghindari perang dan mengamankan pasukannya sendiri. “Dalam kontroversi
antara Utara (Union) dan Selatan (Konfederasi), simpatiku seluruhnya
pada Selatan” kata Anderson. Kolonel Pettigrew ingin memastikan: “Saya
diperintahkan gubernur untuk memastikan, Anda kembali ke Benteng Moultrie.”
Anderson menjawab: “Sampaikan salam saya pada gubernur. Saya tidak bisa
mengikuti perintahnya. Saya tidak akan kembali.” Tanpa upacara lebih lanjut
Kolonel Pettigrew dan Mayor Capers meninggalkan benteng.
Mengapa Mayor Anderson meninggalkan Benteng Moultrie ke
Benteng Sumter?
Benteng Moultrie terletak di bagian Barat Pulau Sullivan. Pulau ini cukup
besar dan dapat didarati melalui bagian tengah, timur dan ujung barat. Bila
Pasukan Carolina Selatan atau Pasukan Konfederasi ingin menyerang, mereka dapat
memanfaatkan pasukan darat yang bisa mengancam benteng dari dua arah, tengah
pulau dan ujung Barat. Serangan lambung dari dua sisi adalah berbahaya apalagi
bila serangan tersebut bersifat mendadak. Selain itu, Ada dua pertimbangan
lain, Benteng Moultrie juga dapat digempur dari arah laut dengan meriam kapal.
Yang kedua, rasio kekuatan pasukan mayor Anderson tidak cukup kuat untuk
mempertahankan Pulau Sullivan yang cukup besar.
Bagaimana dengan Benteng Sumter yang menjadi pilihan Mayor Anderson?
Benteng Sumter adalah pulau yang hanya seluas benteng tersebut. Dia terletak
dimulut Pelabuhan Charleston. Amat strategis sehingga siapapun yang ingin
menguasai pintu masuk Charleston, harus menguasai Benteng Sumter. Dari Benteng
Sumter, semua kapal laut yang akan masuk dan keluar pelabuhan, berada dalam
jangkauan tembakan meriam. Ini yang membedakan Sumter dengan Moultrie. Benteng
Moultrie hanya menguasai alur laut sebelah timur Pelabuhan. Kapal yang lewat
disisi pulau Morris, tidak dapat terjangkau meriam dari Benteng Moultrie.
Inilah penyebab Benteng Sumter dipilih.
Mengapa Mayor Anderson tidak memilih benteng yang lain? Ada beberapa
benteng yang patut diperhitungkan. Pertama, Benteng Johnson di Pulau James,
sebelah barat Benteng Sumter. Pasukan Anderson berdasarkan kekuatan yang ada
tidak sanggup untuk mempertahankan Pulau James. Selain itu, Benteng Johnson
tidak bisa menjangkau kapal yang lewat di alur laut dekat Pulau Sullivan.
Kedua, Benteng Pinckney di pulau muara sungai Cooper, Utara Benteng Sumter,
sekitar setengah mill dari kota Charleston. Kelemahannya sama dengan
benteng-benteng lain selain Fort Sumter, pulau tersebut cukup besar dan sulit
dipertahnakan oleh pasukan Anderson. Pilihan terakhir adalah Pulau Morris, di
Selatan Benteng Sumter. Pulau ini mempunyai kelebihan dibandingkan benteng
lainnya yaitu akses pada pasukan bantuan dan logistik karena pulau berhadapan
dengan laut terbuka yang saat itu masih cukup dikuasai Pasukan Union. Namun
pulau ini mempunyai kelemahan juga berupa kesulitan menjangkau kapal yang
melalui sekitar Pulau Sullivan dan pulaunya cukup besar dan agak sulit
dipertahnakan pasukan Anderson yang kecil.
Pertimbangan militer diatas yang mungkin menjadi dasar keputusan Mayor Anderson dalam memilih Benteng Sumter.
Masalahnya adalah semua pertimbangan memilih Benteng Sumter menjadi mentah saat
berhadapan dengan strategi yang dijalankan oleh Gubernur Pickens dan Brigadir
Jenderal G.T. Beauregard. Kita akan membahasnya ini kemudian.
Penempatan Pasukan dan Senjata
Kolonel Pettigrew dan Mayor Capers
kembali kekota untuk melapor pada gubernur dan legislatif yang sedang bersidang
di balai kota. Sore itu, Mayor Anderson menaikkan bendera Amerika Serikat
diatas Benteng Sumter dan mempercepat penempatan meriam. Sore yang sama,
gubernur memerintahkan Kolonel Pettigrew, Resimen Senapan Pertama, dan Kolonel
W. G. De Saussure, Resimen Artileri Pertama, mengambil kepemilikan Benteng
Moultrie dan Benteng Pinckney. Petugas-petugas
dikedua benteng tersebut menyampaikan protes secara tertulis dan
meninggalkan benteng dan pergi ke Benteng Sumter. Segera setelahnya, bendera
Konfederasi berkibas diatas Benteng Moultrie dan Benteng Pinckney. Saat yang
sama, gudang senjata di Charleston telah diambil alih oleh detasemen dari
Resimen 17 Milisi Carolina Selatan yang dipimpin Kolonel John Cunningham.
Benteng Johnson di Pulau James juga diambil oleh Kolonel Joseph Johnson,
Komandan Pasukan Senapan Charleston. Gubernur juga memerintahkan Mayor P. F.
Stevens, Komandan Akademi Militer Carolina Selatan didukung Kapten Tupper
dengan pasukan senapan untuk menempatkan dua meriam 24 pon di pulau Morris.
Dengan demikian lengkaplah pengepungan atas Benteng Sumter. Semua arah telah
dikuasai pasukan Carolina Selatan termasuk akses ke gudang senjata di
Charleston.
Dengan pengambilalihan beberapa
benteng dan gudang senjata di Charleston, pasukan Carolina Selatan telah
mempunyai senjata dalam jumlah yang besar. Di Benteng Moultrie ada enam belas
meriam 24 pon, sembilan belas meriam 32 pon, beberapa mortir pantai, howitzer
dan amunisi dalam jumlah besar. Hal yang sama di benteng lain. Untuk
mengimbanginya, pemerintah membantu Mayor Anderson dengan memperkuat pasukannya
dan senjata. Persediaan dan pasukan dikirim menggunakan kapal uap besar bernama
The Star of The West. Pagi 9
Januari 1861, kapal masuk secara diam-diam. Saat sejajar dengan Pulau
Morris, kapal dipercepat karena masuk
dalam jangkauan tembak meriam besar. Di Pulau Morris, Mayor P. F. Stevens dan
kadet akademi militer yang dibantu Kapten Tupper segera menyiagakan meriam. Ketika masuk dalam
jangkauan, kapal ditembak. Meriam di Benteng Moultrie juga turut menembak. The
Star of The West berputar haluan
walaupun menerima kerusakan kecil akibat tembakan.
Mayor Anderson bertindak dengan
kesabaran besar. Dia tidak menembakkan meriamnya ke meriam Carolina Selatan
yang mencegat The Star of The West. Dia
menulis surat ke gubernur dengan pengharapan bahwa tembakan dari Pulau Morris
dan Benteng Moultrie, tidak didukung oleh otoritas dari Negara Bagian Carolina Selatan. Gubernur
segera menjawab. Dia mendukung penuh penembakan kapal. Dia menyampaikan kepada
Mayor Anderson bahwa kepindahannya ke Benteng Sumter adalah tindakan berupa
ancaman bagi Negara Bagian Carolina Selatan dengan tujuan pemaksaan. Bahwa
dukungan persediaan dan pasukan dalam kapal adalah membuka tantangan untuk
Negara Bagian. Kapal juga telah diberikan peringatan untuk tidak melanjutkan
tujuannya. Tindakan kapal tesebut adalah bukti jelas Pemerintah Amerika Serikat
memperdebatkan hak dari Carolina Selatan dan mematahkan hubungan dengan Union.
Hak ini tidak untuk diperdebatkan atau dipertanyakan. Kapal The Star of The
West dikirim dibawah perintah
Presiden setelah mendengar dari petugasnya bahwa Negara Bagian
memisahkan diri dari Union. Landasan pemikirannya tidak lain
dibandingkan dengan bermusuhan dan secara terbuka tidak mengindahkan
kemerdekaan Carolina Selatan. Untuk mempertahankan kemerdekaan dan membalas
tindakan pemaksaan adalah tugas yang sederhana.
Mayor Anderson menjawab surat
Gubernur Pickens bahwa ia akan menyerahkan ke pemerintah di Washington dan
menunda penembakan pada setiap kapal dipelabuhan hingga ia menerima perintah
untuk membalas. Dengan demikian terjadi genjatan senjata yang sekaligus persiapan tindakan perang
secara diam-diam baik oleh Mayor Anderson di Benteng Sumter maupun Gubernur Pickens dengan pulau-pulau
yang mengelilingi Sumter.
Sebenarnya, Legislatif Carolina Selatan telah meluluskan
Undang-undang 17 Desember 1860 untuk membentuk sepuluh resimen tentara Carolina
Selatan dan memberikan wewenang gubenur untuk menujuk perwiranya. Gubernur menunjuk Brigadir Jenderal M. L. Bonham sebagai
komandan divisi. Tanggal 6 Maret 1861, Intendan Negara Bagian Carolina Selatan
melaporkan bahwa Brigadir Jenderal Bonham memimpin 104 kompi dengan total
kekuatan 8.836 pasukan dan perwira. Kompi ini telah dibentuk menjadi 10
resimen, dan 10 resimen menjadi 4
brigade. Berdasarkan Undang-Undang 17 Desember 1860, gubernur juga diberikan
hak untuk menambah satu batalion artileri dan satu resimen infantri yang
dinyatakan sebagai tentara reguler Negara Bagian. Komandan kedua pasukan itu
adalah Letnan Kolonel R. S. Ripley dan Kolonel Richard Anderson. Satu batalion
arteleri ini meningkat menjadi resimen dan resimen infantri Kolonel Richard
Anderson diubah menjadi resimen arteleri. Kedua resimen inilah yang akan
memegang semua benteng dan meriam di pelabuhan selama perang.
Situasi Umum
Abraham Lincoln terpilih menjadi
presiden dalam pemilihan umum 1860. Program partainya adalah menghapuskan
perbudakan disemua wilayah sehingga tidak mendapat dukungan suara di lima belas
Negara Bagian di Selatan. Tidak mendukung menjadi tantangan. Negara-negara
tesebut berpisah dengan Union, kemudian membentuk Konfederasi. Dasar
dari sikap Konfederasi adalah “mempertahankan dan melindungi hak-hak ..... yang
diwariskan nenek moyang kita kepada kita” kata Presiden Konfederasi, Jefferson
Davis. Konfederasi bertekat untuk masuk dalam perjuangan suci yakni kemerdekaan
konstitusional seperti yang diwariskan oleh semangat 1776 saat perang
kemerdekaan Amerika Serikat.
Dimata Pemerintahan Presiden
Lincoln, Union-lah, bukan Konfederasi,
yang mewujudkan cita-cita tahun 1776. Aksi Konfederasi adalah melindungi
perbudakan yang dengan jelas ditentang semangat 1776. Pidato pengukuhan
Presiden Lincoln, memiliki satu tema yaitu tekat untuk mempertahankan bangsa
Amerika yang tidak terpecah-belah. “ Persatuan / Union negara-negara bagian
Amerika adalah kekal. Kekekalannya dinyatakan secara tersirat dalam
undang-undang dasar semua pemerintahan nasional,” kata Presiden Lincoln. “Tidak
ada negara bagian, hanya dengan mosinya sendiri, dapat keluar secara sah dari Union,
sehingga “ketetapan hati” dan “peraturan” yang berkenaan dengan itu menjadi batal secara resmi; dan
tindakan-tindakan kekerasan, di Negara Bagian mana saja, yang bertentangan
dengan kewenangan Amerika Serikat, merupakan pemberontakan atau revolusioner.
Dalam situasi inilah posisi sentral
dipegang Benteng Sumter. Saat pengepungan, Pemerintah Amerika Serikat tetap
dalam posisi “pertahankan Benteng Sumter”. Pengiriman kapal The Star of The
West mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah. Begitu juga dengan
kejadian berikutnya atas keinginan Mayor Anderson untuk tetap bertahan.
Perang
Setelah peristiwa The Star of The
West, Mayor Anderson meminta keputusan pemerintah pusat tentang penyerahan
Benteng Sumter. Permintaan ditolak dan pemerintah berusaha menyediakan dukungan
logistik dan pasukan. Disisi lain, Negara Bagian Alabama, Florida, Mississippi,
Louisiana, Georgia, dan Texas, mengikuti Carolina Selatan untuk meninggalkan
Union selama bulan Januari 1861. Pemerintahan Konfederasi telah dibentuk pada
tanggal 9 Pebruari 1861 di Montgomery dengan presiden, Jefferson Davis. Davis
memerintahkan Brigadir Jenderal Beauregard ke Charleston untuk melaporkan
penugasannya pada Gubernur Pickens.
11 April 1861, Brigadir Jenderal
Beauregard mengirimkan surat pada Mayor Anderson yang berisi bahwa pemerintah
Konfederasi, dengan maksud bersahabat dan mencegah peperangan, berharap
pemerintah Amerika Serikat melakukan evakuasi secara sukarela Benteng Sumter.
Pemerintah Konfederasi telah menahan diri untuk membuat syarat dalam penyerahan
Benteng Sumter. Tapi pemerintah Konfederasi juga tidak bisa menunda dengan
kepemilikan benteng yang tepat dijalan masuk pelabuhan. “Saya diperintahkan
pemerintah Konfederasi untuk meminta
evakuasi Benteng Sumter,” tulis Brigadir Jenderal Beauregard. Dia menyatakan
bahwa ajudannya, Kolonel Chestnut dan Kapten Lee diberikan autoritas untuk
memenuhi permintaan. Semua senjata, properti termasuk hak milik pribadi dan
bendera yang telah ditegakkan secara tabah akan dihormati. Mayor Anderson
menjawab surat Beauregard dengan pernyataan bahwa dia mendapatkan kehormatan
untuk berkomunikasi tentang evakuasi benteng. Dengan menyesal, dia harus
memenuhi kewajibannya pada pemerintah Amerika Serikat dan mengucapkan terima
kasih atas semua kondisi yang diberikan Beauregard.
Pernyataan ini adalah akhir
diplomasi dari kedua belah pihak. Jam 4:30 pagi tanggal 12 April 1861, mortir Benteng Johnson di Pulau James
menembak ke arah Benteng Sumter. Pemboman tersebut dibalas oleh Benteng
Sumter. Kemudian semua benteng yang
mengepung Benteng Sumter turut menembak.
Benteng Moultrie di Pulau Sullivan mempunyai enam mortir 10 inci dan 32 meriam
berlainan jenis. Di Pulau Morris, meriam
diarahkan pada dua sasaran, pertama
Benteng Sumter dan kedua jalur masuk kapal. Di Cumming, ujung Pulau Morris yang
menghadap Benteng Sumter ditempatkan sembilan mortir dan enam meriam. Di
Benteng Johnson sendiri terdapat lima
belas mortir 10 inci dan dua puluh enam meriam kaliber berat. Selama tiga puluh empat jam mereka menembak
terus menerus Benteng Sumter. Moultrie sendiri menembak 2.490 kali. S. W
Crawford, salah satu perwira Anderson, memberikan penjelasan kondisi di Benteng
Sumter. Barak dan tempat tinggal telah runtuh. Pintu gerbang utama hancur. Perbekalan
hancur. Efek tembakan telah melubangi dinding dalam jumlah ratusan dan meriam
hancur. Semua bangunan menjadi puing.
Namun pasukan Anderson tetap bertahan.
Brigadir Jenderal Beauregard, dalam
laporannya ke Menteri Perang di Montgomery, menyatakan: “Ketika barak di
Benteng Sumter menjadi lautan api, bagian dalam benteng terbakar, orang-orang
di Benteng Moultrie dan di Cummings sambil menembak, bersorak melihat keberanian Anderson”. Keperwiraan Anderson ini membuat Jenderal Beauregard
mengirimkan ajudannya kembali untuk menerima penyerahan Benteng Sumter. Saat
kapal uap Isabel keluar dari pelabuhan, pasukan dipantai tidak menembak. Kapal itulah yang membawa Mayor Anderson dan
pasukannya diijinkan keluar.
Strategi dan Dampak Penyerangan Benteng Sumter
Strategi Mayor Anderson untuk bertahan di Benteng Sumter telah dimentahkan oleh tindakan Gubernur
Pickens yang dengan cepat memerintahkan penguasaan semua benteng disekitar
Benteng Sumter, penguasaan Pulau Morris dan
pengambilalihan gudang senjata di Charleston. Dengan daya jangkau
meriam, pertahanan Benteng Sumter hancur. Ditambah gubernur mempunyai pasukan
yang besar akibat penambahan satu divisi infantri dan dua resimen artileri,
memampukan Carolina Selatan mengepung dari seluruh penjuru pelabuhan.
Akibatnya, logistik dan tambahan pasukan untuk Mayor Anderson menjadi tidak
mungkin kecuali ada operasi besar dari pemerintah Washington. Ini bisa membuat
Washington dituduh menyebabkan perang.
Brigadir Jenderal Beauregard menggunakan momentum ini dengan melakukan
serangan meriam dan mortir.Sebenarnya ada dua pilihan lain yang dapat dilakukan
oleh Beauregard. Pertama, pendaratan secara tiba-tiba di Benteng Sumter.
Serangan ini akan menghasilkan korban besar di kedua belah pihak. Korban
terbesar pasti dari pasukan Beauregard karena dalam posisi menyerang benteng
secara langsung. Orang bertahan lebih banyak mendapatkan perlindungan. Pilihan
ini tidak efektif. Kedua, pemboman lewat kapal laut. Kelemahan terbesar dalam
pilihan ini adalah daya jangkau meriam Benteng Sumter mengatasi meriam kapal
laut. Pilihan ini juga menjadi tidak efektif. Pilihan ketiga berupa menyerang
Sumter dari benteng dan pulau disekitarnya menjadi cemerlang karena daya
jangkau besar meriam dan mortir.
Dampak penyerangan Benteng Sumter
dilihat dari korban luar biasa. Tidak ada yang meninggal dalam pemboman.
Meskipun demikian, ada satu orang pasukan Anderson yang terbunuh dan tiga
terluka akibat meriam yang meledak saat tembakan penghormatan sebelum evakuasi.
Dari segi militer dan politik, penyerangan Benteng Sumter dinyatakan sebagai
awal Civil War. Dampak militer dan politik ini yang menjadi perdebatan.
Apakah tindakan Mayor Anderson yang memindahkan pasukan ke Sumter atau tindakan
Brigadir Jendral Beauregard yang menyerang Sumter yang menjadi penyebab pertama
perang? Yang jelas, 14 April 1861, Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln
memanggil kabinetnya untuk sidang tengah malam. Pagi 15 April, Presiden
Lincoln, berdasarkan Undang-Undang, mengeluarkan
proklamasi berupa pemanggilan anggota militer dari beberapa Negara Bagian
pendukung Union sejumlah tujuh puluh lima ribu orang untuk menumpas gabungan
kekuatan Konfederasi. Presiden juga memanggil kedua badan konggres yaitu senat
dan dewan perwakilan rakyat untuk bersidang. Civil War berkibar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar